Selama Februari 2019, Kota Sampit mengalami penurunan harga komoditas secara umum (deflasi) sebesar 0,65 persen dengan indeks harga konsumen sebesar 138,62. Laju deflasi tahun kalender sebesar 0,32 persen dan laju inflasi “year on year” (Februari 2019 terhadap Februari 2018) sebesar 4,80 persen.
Deflasi di Kota Sampit selama Februari 2019 terjadi karena adanya penurunan indeks pada lima kelompok pengeluaran, secara berturut turut adalah Kelompok Bahan Makanan sebesar 1,66 persen, Kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Sebesar 0,50 persen, Kelompok Sandang sebesar 0,47 persen, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar sebesar 0,40 persen, serta Kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga sebesar 0,11 persen.
Komoditas yang memiliki andil tertinggi terhadap penurunan indeks harga yang signifikan di Kota Sampit selama Februari 2019 secara berturut turut adalah daging ayam ras, bawang merah, bahan bakar umah tangga, kacang panjang, dan angkutan udara. Sementara itu, komoditas yang memiliki andil tertinggi terhadap peningkatan indeks harga yang signifikan secara berturut turut adalah panci, beras, ikan tongkol, kontrak rumah, dan angkutan udara.
Dari 9 kota IHK di Pulau Kalimantan yang menghitung deflasi pada Februari 2019, secara berurutan deflasi terjadi di Kota Tanjung (Tabalong) sebesar 0,67 persen, Kota Sampit sebesar 0,65 persen, Kota Samarinda sebesar 0,18 persen, Kota Banjarmasin sebesar 0,07 persen, dan Kota Tarakan sebesar 0,03 persen. Sebaliknya, inflasi secara berturut turut terjadi di Kota Pontianak sebesar 0,53 persen, Kota Singkawang sebesar 0,49 persen, Kota Balikpapan sebesar 0,20 persen, dan Kota Palangkaraya sebesar 0,09 persen.